
Herdin Ismail: Hari Kesadaran Nasional Wujudkan Sinergi ASN dengan Visi Gubernur dan Wakil Sulbar
Mamuju - Upacara Hari Kesadaran Nasional menjadi momen penting yang dimanfaatkan oleh Pelaksana Harian (Plh) Sekprov Sulawesi Barat, Herdin Ismail, untuk mengajak seluruh aparatur sipil negara (ASN)...

DPRD Bersama Pemprov Sulbar Sepakati KUA-PPAS 2026,...
Mamuju - Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), Bau Akram Dai menghadiri Rapat Paripurna dalam rangka Penandatanganan Kesepakatan Bersama antara DPRD Sulbar dengan Pemprov...

Hasil-hasil survei internasional sering menunjukkan bahwa dalam hal yang baik, angka untuk Indonesia cenderung rendah, tetapi dalam hal yang buruk cenderung tinggi.
Contoh, data Tranparency International menunjukkan persepsi tentang tingkat korupsi di sektor publik, dari 177 negara dan dengan 177 skor, Indonesia berada di rangking 114 dengan skor 32.
Ini di bawah Ethiopia yang berada pada posisi 111.
Masyarakat Indonesia sendiri merasa resah melihat perilaku, sikap serta mentalitas kita yang saling serobot di jalan raya, tak mau antre, kurang penghargaan terhadap orang lain. Serangkaian FGD (kelompok diskusi terfokus) di Jakarta, Aceh, dan Papua yang dilakukan oleh Kelompok Kerja Revolusi Mental Rumah Transisi juga menggambarkan keresahan masyarakat tentang karakter kita sebagai bangsa.

Sub Nilai | |
---|---|
Kewargaan | |
Dapat Dipercaya |

Sub Nilai | |
---|---|
Profesional | |
Mandiri | |
Kreatif |

Sub Nilai | |
---|---|
Saling Menghargai | |
Gotong Royong |

- Revolusi Mental adalah gerakan sosial untuk bersama-sama menuju Indonesia yang lebih baik.
- Harus didukung oleh tekad politik (political will) Pemerintah
- Harus bersifat lintas sektoral.
- Kolaborasi masyarakat, sektor privat, akademisi dan pemerintah.
- Dilakukan dengan program “gempuran nilai” (value attack) untuk senantiasa mengingatkan masyarakat terhadap nilai-nilai strategis dalam setiap ruang publik.
- Desain program harus mudah dilaksanakan (user friendly), menyenangkan (popular) bagi seluruh segmen masyarakat.
- Nilai-nilai yang dikembangkan terutama ditujukan untuk mengatur moralitas publik (sosial) bukan moralitas privat (individual).
- Dapat diukur dampaknya dan dirasakan manfaatnya oleh warga masyarakat.

Revolusi mental bermula dari ajakan Presiden Jokowi sebagai pemimpin bangsa Indonesia untuk mengangkat kembali karakter bangsa yang telah mengalami kemerosotan dengan secepat-cepatnya dan bersama-sama (revolusioner).
Karena itu Revolusi Mental mula-mula digerakkan oleh Presiden dan didukung oleh suatu konsorium yang terdiri dari para tokoh nasional (birokrasi pemerintah, dunia usaha, tokoh agama, akademisi, seniman, budayawan, dan masih banyak lagi).
Gerakan ini diharapkan akan terus menyebar menjadi gerakan-gerakan masyarakat di tingkat lokal dan komunitas di seluruh Indonesia.
Penggerak Revolusi Mental adalah kita, seluruh bangsa Indonesia.

Sambut HUT ke-80 RI, Diskominfo Sulbar Bersih-Bersih...
Mamuju – Dalam semangat menyambut Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (Diskominfo) Provinsi Sulawesi Barat menggelar aksi...

Data Statistik Sektoral 2021
LINK: BUKA DATA

Gubernur Sulawesi Barat dukung Proper Sdr. Amram
Gubernur Sulawesi Barat, H.M. Ali Baal Baal Masdar menyatakan dukungan terhadap Proyek Perubahan tentang Strategi Peningkatan Sistem Akuntabilitas KInerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang digagas Sdr....
Program Pemerintah
