Mamuju - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) melakukan Pembinaan Wilayah (Binwil) di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) pada Kamis, 5 Desember 2024. Acara ini sebagai upaya memperkuat transformasi kesehatan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di provinsi ke 33 ini.
Acara yang dilaksanakan secara daring ini dihadiri berbagai pemangku kepentingan, termasuk Pj. Sekprov Sulbar Amujib dan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Sulbar Asran Masdy, para pejabat di lingkup Kemenkes RI, Kepala Dinas Kesehatan kabupaten dan Direktur Rumah Sakit se-Sulbar.
Pj. Sekprov Sulbar Amujib memberikan apresiasi atas komitmen pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
"Kesehatan adalah pondasi utama bagi kemajuan bangsa. Melalui visi besar Kabinet Merah Putih, Presiden Prabowo telah menetapkan tiga area prioritas untuk menciptakan dampak nyata di masyarakat, yaitu pemeriksaan kesehatan gratis untuk semua kelompok umur, penurunan kasus TBC, dan pembangunan rumah sakit berkualitas di daerah terpencil dan tertinggal," ujar Amujib.
Sementara, Kadinkes Sulbar Asran Masdy pada kesempatan itu memaparkan capaian enam pilar transformasi kesehatan di Sulbar. Ia menyampaikan, meski beberapa inisiatif telah menunjukkan progres signifikan, berbagai tantangan masih harus diatasi, antara lain:
- Implementasi Standar Pelayanan Primer : Hingga saat ini, baru 37 dari 98 Puskesmas (37,75%) di Sulbar yang telah menerapkan standar pelayanan primer.
- Skrining Penyakit Tidak Menular : Pelaksanaan skrining hipertensi dan diabetes mellitus masih perlu ditingkatkan. Tingkat layanan sesuai standar mencapai 89,60% untuk hipertensi dan 69,74% untuk diabetes.
- Penurunan Stunting : Stunting tetap menjadi isu kritis yang memerlukan koordinasi lintas sektor.
- Akreditasi Rumah Sakit : Dari total 16 rumah sakit di Sulbar, 6% masih belum terakreditasi.
- Tenaga Kesehatan : Mayoritas RSUD kabupaten belum memiliki tenaga spesialis yang lengkap.
“Hanya dua RSUD kabupaten yang memiliki tenaga kesehatan lengkap, sementara kemampuan digitalisasi data di fasilitas kesehatan masih menjadi kendala besar," jelasnya.
Asran juga menyoroti keterbatasan teknologi dan digitalisasi di puskesmas serta kemampuan pengelolaan data tenaga kesehatan.
"Banyak puskesmas yang masih belum memiliki infrastruktur teknologi yang memadai, sehingga pengelolaan data kesehatan secara digital belum berjalan optimal,” bebernya.
Kemenkes RI berkomitmen untuk terus memperkuat layanan kesehatan di Sulbar dengan memprioritaskan pemerataan tenaga kesehatan dan pembangunan infrastruktur. Melalui Binwil ini, diharapkan program transformasi kesehatan dapat memberikan manfaat nyata bagi seluruh masyarakat Sulbar.
Penulis : Dinkes Sulbar
Editor : humassulbar