humassulbar

humassulbar

Kominfo Sulbar -- Wakil Gubernur Sulbar Enny Anggraeni Anwar menyerahkan bantuan paket kebutuhan wanita kepada perwakilan unsur Forkopimda, PKK, dan DWP, Kamis 18 Februari 2021. Bantuan yang berjumlah 250 paket kebutuhan wanita tersebut, diserahkan secara simbolis dalam pertemuan Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Sulbar yang berlangsung di rumah jabatan Wakil Gubernur Sulbar. Pada pertemuan tersebut, Wakil Gubernur Sulbar, Enny Anggraeni Anwar mengatakan bantuan itu berasal dari KOWANI (Kongres Wanita Indonesia) pusat yang juga sebagai induk organisasi BKOW. "Bantuan ini berasal dari KOWANI pusat, dimana bantuan yang kami terima sebesar Rp 25 juta dan dialokasikan berupa paket kebutuhan wanita sebanyak 250 paket,"kata Enny Disampaikan, paket tersebut nantinya akan diberikan kepada anggota organisasi yang terdampak dan juga kepada masyarakat yang berada di posko pengungsian yang betul-betul sangat membutuhkan dan pengalokasian paket juga melibatkan ibu-ibu dari Persit, Bhayangkari, Kejaksaan Tinggi, PKK, dan DWP. Enny berharap, mudah-mudahan bantuan tersebut bermanfaat dan bisa diterima dengan ikhlas, serta pengalokasiannya benar-benar diberikan kepada yang memang sangat membutuhkan. Melalui kesempatan itu, Enny juga berpesan kepada masyarakat baik yang sudah kembali ke rumah maupun yang masih berada di posko pengungsian untuk tetap memperhatikan kesehatan, kebersihan serta tidak lupa mengedepankan protokol kesehatan. "Insya Allah semua akan kembali normal dan situasi akan semakin membaik,"tutupnya (deni)

Jelang dua pekan penanganan dampak gempa sulbar di masa transisi darurat, jumlah pengungsi di Kabupaten Mamuju menunjukkan pengurangan yang cukup signifikan. Sejumlah warga yang berada di titik-titik pengungsian berangsur angsur mulai memilih untuk kembali ke rumah. Dibanding dengan pada hari pertama masa transisi darurat, 5 Februari 2021, yang berjumlah 40.974 orang. Per Selasa, 16 Februari 2021, jumlah pengungsi di Kabupaten Mamuju berkurang 4.027 menjadi 36.947 orang yang berada di 194 titik pengungsian. Pengungsi di Kabupaten mamuju tersebar di Kecamatan Tappalang, Tappalang Barat, Simboro, Mamuju, Kalukku, dan Kecamatan Papalang. Khusus Kecamatan Bala Balakang, per tanggal 9 sudah tidak terdapat titik pengungsian. Koordinator Bidang Mitigas Gempa Bumi dan Tsunami Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono menanggapi mulai berkurangnya pengungsi di titik pengungsian mengatakan, berdasarkan analisa dengan sejumlah indikator, kondisi Sulbar memang sudah relatif aman. Meski demikian, ketika diminta menyarankan agar pengungsi kembali ke rumah. Sudaryono enggan berkomentar lebih jauh. “Kami sudah mengatakan, berdasarkan analisa sudah relative aman. Tetapi karena kami tak punya rakyat, kami tak berhak untuk menyarankan atau merekomendasikan agar pengungsi kembali ke rumah. Soal itu tentu diserahkan kepada pemda masing masing” sebut Daryono. Ditemui di Pos Komando Transisi Darurat, Kepala Bidang Data Informasi dan Humas Pos Komando Transisi Darurat, Safaruddin mengatakan, terkait pengungsi, beberapa waktu lalu BNPB telah menyatakan persoalan pengungsi gempa sulbar ditarget berakhir di pertengahan tahun. Diharapkan bisa lebih cepat bisa tetapi tidak menutup kemungkinan lebih lama. “ Beresiko untuk menginstruksikan pengungsi pulang kerumah. Selain masih banyak warga yang rumahnya rusak berat. Tidak sedikit pula warga yang mengalami trauma dan mengkuatirkan keselamatan anak anak jika mereka kembali ke rumah. Tetapi bagi yang rumahnya masih layak, atau tidak rusak selalu akan kami himbau untuk kembali. Dan kalau pun masih kuatir, bisa dengan bertenda di depan atau sekitar rumah” kata Safaruddin, Kamis, 18 Februari 2021. Terkait, gempa susulan yang…

MAJENE – Hasil pendataan kerusakan rumah akibat gempa di kabupaten Majene telah rampung. Laporan kerusakan rumah telah dipilah berdasarkan kategori rusak berat, sedang dan ringan. Hasil pendataan itu telah dituangkan dalam Surat Keputusan (SK) Bupati Majene. Memuat hasil pedataan tahap pertama dan tahap kedua. Calon penerima bantuan kerusakan rumah yang tertuang dalam SK ini akan di assesesment oleh pemerintah pusat untuk ditetapkan sebagai penerima bantuan. Pada tahap I, kerusakan rumah warga di Kabupaten Majene dilaporkan sebanyak 4.099 unit rumah. Dengan rincian, rusak berat sebanyak 1.774 unit, rusak sedang mencapai 1.140 unit, dan rusak ringan 1.185 unit. Sementara hasil pendataan tahap akhir atau II, sebanyak 3.141. Ada 1.323 unit rumah terkategori rusak ringan, 587 rusak sedang, 1.231 rusak berat. "Kami berharap bantuan ini terealisasi, kami bersyukur dan siap menunggu keputusan pemerintah. Tapi kalau bisa, ya lebih cepat lebih baik" harap Kadir, salah seorang warga Majene. Total keseluruhan rumah yang rusak dalam dua tahap pendataan ini sebanyak 7.240 unit rumah. Dengan rincian, rusak berat mencapai 3.005 unit, rusak ringan sebanyak 1.727, dan yang rusak berat sebesar 2.508 unit. Kerusakan rumah yang terdata ini berada di lima kecamatan yakni, Kecamatan Ulumanda, Malunda, Tameroddo Sendana, Tubo Sendana dan Kecamatan Sendana. Data tersebut telah diserahkan untuk ditindaklnjuti Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, rumah terdampak gempa akan mendapatkan bantuan dana sebesar Rp 50 juta untuk yang rusak berat, Rp 25 juta yang rusak sedang dan Rp 10 juta rusak ringan. Rencana pemberian bantuan ini juga disampaikan Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Mamuju beberapa hari setelah gempa magnitudo 6,2. Kerusakan rumah akibat gempa terjadi di Kabupaten Mamuju, Majene dan Mamasa. (Bidang Data, Informasi dan Humas Pos Komando Transisi Darurat)

  1. Popular
  2. Recent
  3. Comments